Saturday, December 6, 2008

HEALTH BELIEVE MODEL

JUDUL : HEALTH BELIEVE MODEL
Presented For :
Fundamental of Nursing
Dosen Pembimbing.Ibu Hana Rizmadewi Agustina, S.Kp., MN
JUDUL : HEALTH BELIEVE MODEL( Model Kepercayaan Kesehatan )

PRESENTED BY GROUP ONE FIK UNPAD KELAS KHUSUS KUWAIT
1. DUDIH HIDAYAT (220111080025)
2. ULUL AZMI ISWAHYUDI (220111080032)
3. SUDIRYO (220111080041)
4. VEFI AGUSTIN (220111080048)
5. RINTA DEWI BANGUN (220111080045)
6. LUZNI NOVITA LESTARI (220111080046)

DEFINISI HEALTH BEHAVIOUR MODEL
Model kepercayaan kesehatan adalah salah satu konsep yang paling banyak digunakan untuk memahami perilaku kesehatan.
Berkembang pada awal tahun 1950
Model konsep yang sukses digunakan lebih dari setengah abad dalam mempromosikan keselamatan dan perilaku kesehatan antara lain , penggunaan kondom, seat belt, pemenuhan panggilan kesehatan, screening kesehatan , dll

Model Kepercayaan kesehatan didasarkan kepada pemahaman seseorang percaya memeliharaa kesehatanya dihubungkan dengan aktifitasnya.contohnya jika orang tersebut :
Menghindari perasaan mempunyai kondisi kesehatan yang lemah ( pada pasien2 HIV )
Mempunyai harapan positip dengan kesehatanya, jika melaksanakan apa yang direkomendasikan petugas kesehatan
Percaya akan sukses dengan aktifitas yang di rekomendasikan oleh tim medis

Menurut Rosenstock (1974, 1977
Model ini dekat dengan Pendidikan Kesehatan

KONSEP:
Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap.
Secara khusus bahwa persepsi seseorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku kesehatannya
Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
Menganggap serius masalah
yakin terhadap efektivitas pengobatan
tidak mahal
menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan

KELEMAHAN
Bersaing dengan kepercayaan dan sikap-sikap lain
Pembentukan kepercayaan seiring dengan perubahan perilaku

KONSEP KOMUNIKASI
Komunikasi dapat mengubah sikap dan perilaku kesehatan secara langsung pda kausal yang sama
input (stimulus) output (tanggapan thp stimulus)
Perubahan pengetahuan dan sikap merupakan pra kondisi dalam perubahan perilaku kesehatan


KOMPONEN HBM
a. Kerentanan yg dirasakan
Persepsi thd resiko dari suatu kondisi kesehatan
b. Kekerasan yg dirasakan
Keseriusan perhatiannya thd suatu penyakit
c. Manfaat yg dirasakan
Efektifitas tindakan dlm mengurngi ancaman penyakit
d. Penghalang yg dirasakan
Halangan ambil perilaku
e. Variabel – variabel lain
Perbedaan demografi, sosiopsikologi, dan variabel struktural


BAGAIMANA HBM ( HEALTH BELIEVE MODEL ) BERKEMBANG
HBM pertama kali berkembang pada tahun 1950 oleh seorang psykologi sosial Godfrey Hochbaum,Irwin Rosenstock, dan Stephen Kegels bekerja di pelayanan kesehatan umum.program ini dikembangkan karena ada kegagalan dalam program pelayanan kesehatan untuk membebaskan penyakit TB
TB screening program menyediakan pelyanan gratis dalam melakukan secreening x-ray dengan menggunakan kendaraan.
Ketika petugas melakukan pelayanan banyak orang-orang yang tidak mau keluar rumah.namun demikian petugas dengan cepat mempelajari bagaimana meminta orang-orang untuk mau keluar rumah.
Petugas mempelajari bagaimana memotivasi orang-orang supaya keluar rumah.dan mereka mengerti tentang risiko penyakit dan keuntungan dari pelayana kesehatan gratis ini.ini sebagai faktor penting untuk memotivasi mereka.

Empat konsep kunci yang dilakukan pertama-tama
1. perceived Susceptability
2. Perceived Severity
3. Perceived Benefite
4. Perceived Barriers

HBM dan penyuluhan sex sehat
1. Primary Prevention
Contoh : program untuk mencegah kehamilan, mencegah penyakit menular melalui hubungan sex, promosi penggunaan kondom mencegah HIV
2. Secondary Prevention
Deteksi dini membantu /mengenali penyakit menular atau HIV dan menurunkan penyebaran penyakit dikarenakan hubungan sex yang tidak aman.


KRITIK TERHADAP HBM
1. Hubungan ant kepercayaan dg perilaku tdk pernah selaras
2. Modifikasi kepercayaan sering gaGal & butuH alternatif pendekatan
3. Berhub dg kritik yg kedua à fx. individu & fx. lingk sosial hrs menjadi target intervensi kesehatan
4. Tidak adanya kuantifikasi terutama untuk skala ordinal
5. Adanya “ Victim – blaming “

REFERENSI
1. University of south Florida-Health Behavior Change :
2. Theories and Model
- www.med.usf.edu
- American school health Association-Behavioral Theories
- www.cast.ilstu.edu
3. Marvin Eisen, et.al. A Health Belief Model — Social Learning Theory Approach to Adolescents' Fertility Control: Findings from a Controlled Field Trial. Health Education Quarterly. Vol. 19, 1992.

MODEL KEPERAWATAN MENURUT MEDELEINE LEININGER



MODEL KEPERAWATAN MENURUT MEDELEINE LEININGER
Culture Care Diversity and Universality

DIPRESENTASIKAN OLEH:
KELOMPOK 1 :
DUDIH HIDAYAT (220111080025)
ULUL AZMI ISWAHYUDI (220111080032)
SUDIRYO (220111080041)
VEFI AGUSTIN (220111080048)
RINTA DEWI BANGUN (220111080045)
LUZNI NOVITA LESTARI (220111080046)



Pendidikan Madeliene M. Leininger
Tahun 1948 lulus dari St. Anthony’s School of Nursing, Denver, CO.
Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M.
Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University, Washington, DC.
Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of Washington, Seattle.

DASAR TEORI LEININGER
Tahun 1940an
caring penting dalam keperawatan dan care adalah etos dominan keperawatan.
Tahun 1950an

cultural shock : adanya recurrent behavioral differences à perbedaan ini punya dasar kultural .
Kurangnya pengetahuan tentang kultural anak sebagai missing link dalam keperawatan untuk memahami variasi dalam perawatan klien .

Tahun 1979 : Transcultural care :
suatu sub bidang pelajaran atau cabang keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis kultural mengenai praktek, keyakinan, dan nilai-nilai keperawatan dan perawatan sehat sakit.

Tujuan
menyediakan/memberikan pelayanan asuhan perawatan yang bermutu dan efektif kepada orang lain berdasarkan nilai-nilai kultural mereka dan konteks sehat – sakit.
Dibangun dari pemikiran bahwa manusia dari tiap kebudayaan tidak hanya dapat mengetahui dan mendefinisikan pengalaman dan perasaan dunia keperawatan mereka tetapi juga dapat menghubungkan pengalaman dan perasaan itu ke kepercayaan dan praktek kesehatan umum mereka

Konsep Teori Leininger
Tahun 1991,definisi yang lebih berorientasi untuk konsep :

culture, cultural care, cultural care diversity, cultural care universality, nursing, worldview, dimensi struktur budaya dan social, konteks lingkungan, ethnohistory, generic (folk or lay) care system, sistim perawatan profesional, kesehatan, care/caring, culture care preservation, accommodation dan repatterning

Budaya : keseluruhan nilai, kepercayaan, norma, dan cara hidup yang dipelajari, dibagi dan ditransmisikan dalam kelompok tertentu yang menuntun mereka dalam berpikir, mengambil keputusan dan bertindak dalam pola tertentu.
Melekat dalam : bahasa, agama, sosial, politik, pendidikan, ekonomi, teknologi, lingkungan.

Development of the theory
Dikembangkan Terutama sekali untuk menemukan jalan dan maksud dalam memberi kepedulian terhadap masyarakat yang mempunyai nilai-nilai berbeda dan jalan hidup masing-masing.
Di desain untuk memandu perawat dalam menyediakan pelayanan keperawatan
Teori ini tidak hanya berpusat pada interaksi perawat-klien tetapi berfokus juga meliputi kepedulian keluarga, kelompok, masyarakat, kultur dan institusi


Teori Leininger dan Paradigma Keperawatan
Leininger mengkritisi empat konsep keperawatan yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan

Manusia : seseorang yang diberi perawatan dan harus diperhatikan kebutuhannya
Kesehatan : konsep yang penting dalam perawatan transkultural

Lingkungan tidak didefinisikan secara khusus, namun jika dilihat bahwa telah terwakili dalam kebudayaan, maka lingkungan adalah inti utama dari teori M. Leininger

Keperawatan. Beliau menyajikan 3 tindakan yang sebangun dengan kebudayaan klien yaitu Cultural care preservation, accomodation dan repatterning

Kasus
Seorang wanita bersuku jawa, bernama Ny M berumur 61 tahun, pendidikan terakhir S1 dengan gelar Spd, masuk rumah sakit 3 hari yang lalu karena stroke dan sedang dalam masa pemulihan. Sekarang dia menderita kelemahan pada tubuh bagian kiri. Dia dirawat di RS B dikelas 1 dengan 1 orang pasien lainnya.
Sebelum dia masuk rumah sakit karena stroke Ny M memelihara rumahnya sendiri dan cukup mandiri. Dia merupakan wanita yang ulet dan mandiri serta percaya dengan kemampuannya sendiri. Dia mengatakan bahwa dia juga aktif dalam berpolitik. Rumahnya berada di lingkungan tempat tinggal yang masih memegang kepercayaan tradisional yaitu tidak boleh merubah bentuk rumah sehingga daerah itu mempunyai nilai historis.

PEMBAHASAN
Pengkajian
Dikaji berdasar aspek-aspek yang biasanya melekat dalam budaya antara lain:
- Kinship dan struktur sosial: janda dengan dua anak, aktif dalam kelompok lansia dan menjadi tenaga sukarela bagian administrasi ditempatnya bekerja 1x seminggu
Professional: dokter merupakan kepala tim dan profesi lainnya juga merupakan bagian dari tim.
Keperawatan: juga bagian dari tim, mengidentifikasi kebutuhan perawatan makan yaitu kebutuhan ADL

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan dari area Diversity dan Universality yang belum terpenuhi, termasuk kebutuhan akan kemandirian akan mobilitas, makan, BAB, BAK dan kebutuhan interaksi dengan orang lain dalam kelompok lansia

PERENCANAAN
Pemberian perawatan berdasarkan kebudayaan (cultural care preservation), pengakomodasian perawatan berdasarkan kebudayaan, restrukturisasi perawatan berdasarkan kebudayaan (cultural care repatterning) atau kombinasi dari ketiga-tiganya

IMPLEMENTASI
1. Pemeliharaan (preservation): membantu Ny M melakukan hubungan dengan anggota kelompok lansia yang lain.
2. Akomodasi: membantunya dalam belajar menggunakan alat bantu jalan.
3. Repatterning: menemaninya makan dengan menggunakan tangan k

EVALUASI
Apakah sudah terpenuhi cultural diversity dan universality?
Apakah Ny M bisa memandang dirinya untuk melanjutkan kemandirian?


KESIMPULAN
1. Teori Leininger pada intinya menitik beratkan pada kebudayaan seseorang.
2. Teori Leininger telah diusahakan untuk dapat diaplikasikan ke dalam berbagai budaya oleh penemunya yaitu Madeleine M. Leininger.
3. Kekuatan utama dari teori ini adalah pentingnya pengenalan budaya dan pengaruhnya terhadap perawatan pasien.
4. Teori Leininger sangat diperlukan dan membantu dalam praktek keperawatan, serta mendukung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat perlu memahami norma-norma, dan cara hidup budaya dari klien sehingga klien dapat mempertahankan kesejahteraannya, memperbaiki cara hidupnya atau kondisinya.
6. Pemberian informasi mengenai penyakit dan prosedur pengobatan kepada klien/ keluarga klien akan membantu kelancaran pengobatan.

SARAN :
1. Hendaknya ada pemberian informasi yang jelas dari perawat kepada klien, sehingga tidak ada suatu penolakan klien dalam pengobatannya.
2. Walaupun klien termasuk orang yang berpendidikan dalam medis, hendaknya klien menerima anjuran yang diberikan dokter yang menanganinya.
3. Seharusnya perawat lebih memperhatikan kebutuhan klien.

References :
o www.madeleine-leininger.com
o www.fik.ui.edu
o matsum.blogspot.com/2008/05/penerapan-teori-madeleine-leininger
o nursingart.blogspot.com/2008/07/nursing-theory