Saturday, December 6, 2008

MODEL KEPERAWATAN MENURUT MEDELEINE LEININGER



MODEL KEPERAWATAN MENURUT MEDELEINE LEININGER
Culture Care Diversity and Universality

DIPRESENTASIKAN OLEH:
KELOMPOK 1 :
DUDIH HIDAYAT (220111080025)
ULUL AZMI ISWAHYUDI (220111080032)
SUDIRYO (220111080041)
VEFI AGUSTIN (220111080048)
RINTA DEWI BANGUN (220111080045)
LUZNI NOVITA LESTARI (220111080046)



Pendidikan Madeliene M. Leininger
Tahun 1948 lulus dari St. Anthony’s School of Nursing, Denver, CO.
Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M.
Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University, Washington, DC.
Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of Washington, Seattle.

DASAR TEORI LEININGER
Tahun 1940an
caring penting dalam keperawatan dan care adalah etos dominan keperawatan.
Tahun 1950an

cultural shock : adanya recurrent behavioral differences à perbedaan ini punya dasar kultural .
Kurangnya pengetahuan tentang kultural anak sebagai missing link dalam keperawatan untuk memahami variasi dalam perawatan klien .

Tahun 1979 : Transcultural care :
suatu sub bidang pelajaran atau cabang keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis kultural mengenai praktek, keyakinan, dan nilai-nilai keperawatan dan perawatan sehat sakit.

Tujuan
menyediakan/memberikan pelayanan asuhan perawatan yang bermutu dan efektif kepada orang lain berdasarkan nilai-nilai kultural mereka dan konteks sehat – sakit.
Dibangun dari pemikiran bahwa manusia dari tiap kebudayaan tidak hanya dapat mengetahui dan mendefinisikan pengalaman dan perasaan dunia keperawatan mereka tetapi juga dapat menghubungkan pengalaman dan perasaan itu ke kepercayaan dan praktek kesehatan umum mereka

Konsep Teori Leininger
Tahun 1991,definisi yang lebih berorientasi untuk konsep :

culture, cultural care, cultural care diversity, cultural care universality, nursing, worldview, dimensi struktur budaya dan social, konteks lingkungan, ethnohistory, generic (folk or lay) care system, sistim perawatan profesional, kesehatan, care/caring, culture care preservation, accommodation dan repatterning

Budaya : keseluruhan nilai, kepercayaan, norma, dan cara hidup yang dipelajari, dibagi dan ditransmisikan dalam kelompok tertentu yang menuntun mereka dalam berpikir, mengambil keputusan dan bertindak dalam pola tertentu.
Melekat dalam : bahasa, agama, sosial, politik, pendidikan, ekonomi, teknologi, lingkungan.

Development of the theory
Dikembangkan Terutama sekali untuk menemukan jalan dan maksud dalam memberi kepedulian terhadap masyarakat yang mempunyai nilai-nilai berbeda dan jalan hidup masing-masing.
Di desain untuk memandu perawat dalam menyediakan pelayanan keperawatan
Teori ini tidak hanya berpusat pada interaksi perawat-klien tetapi berfokus juga meliputi kepedulian keluarga, kelompok, masyarakat, kultur dan institusi


Teori Leininger dan Paradigma Keperawatan
Leininger mengkritisi empat konsep keperawatan yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan

Manusia : seseorang yang diberi perawatan dan harus diperhatikan kebutuhannya
Kesehatan : konsep yang penting dalam perawatan transkultural

Lingkungan tidak didefinisikan secara khusus, namun jika dilihat bahwa telah terwakili dalam kebudayaan, maka lingkungan adalah inti utama dari teori M. Leininger

Keperawatan. Beliau menyajikan 3 tindakan yang sebangun dengan kebudayaan klien yaitu Cultural care preservation, accomodation dan repatterning

Kasus
Seorang wanita bersuku jawa, bernama Ny M berumur 61 tahun, pendidikan terakhir S1 dengan gelar Spd, masuk rumah sakit 3 hari yang lalu karena stroke dan sedang dalam masa pemulihan. Sekarang dia menderita kelemahan pada tubuh bagian kiri. Dia dirawat di RS B dikelas 1 dengan 1 orang pasien lainnya.
Sebelum dia masuk rumah sakit karena stroke Ny M memelihara rumahnya sendiri dan cukup mandiri. Dia merupakan wanita yang ulet dan mandiri serta percaya dengan kemampuannya sendiri. Dia mengatakan bahwa dia juga aktif dalam berpolitik. Rumahnya berada di lingkungan tempat tinggal yang masih memegang kepercayaan tradisional yaitu tidak boleh merubah bentuk rumah sehingga daerah itu mempunyai nilai historis.

PEMBAHASAN
Pengkajian
Dikaji berdasar aspek-aspek yang biasanya melekat dalam budaya antara lain:
- Kinship dan struktur sosial: janda dengan dua anak, aktif dalam kelompok lansia dan menjadi tenaga sukarela bagian administrasi ditempatnya bekerja 1x seminggu
Professional: dokter merupakan kepala tim dan profesi lainnya juga merupakan bagian dari tim.
Keperawatan: juga bagian dari tim, mengidentifikasi kebutuhan perawatan makan yaitu kebutuhan ADL

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan dari area Diversity dan Universality yang belum terpenuhi, termasuk kebutuhan akan kemandirian akan mobilitas, makan, BAB, BAK dan kebutuhan interaksi dengan orang lain dalam kelompok lansia

PERENCANAAN
Pemberian perawatan berdasarkan kebudayaan (cultural care preservation), pengakomodasian perawatan berdasarkan kebudayaan, restrukturisasi perawatan berdasarkan kebudayaan (cultural care repatterning) atau kombinasi dari ketiga-tiganya

IMPLEMENTASI
1. Pemeliharaan (preservation): membantu Ny M melakukan hubungan dengan anggota kelompok lansia yang lain.
2. Akomodasi: membantunya dalam belajar menggunakan alat bantu jalan.
3. Repatterning: menemaninya makan dengan menggunakan tangan k

EVALUASI
Apakah sudah terpenuhi cultural diversity dan universality?
Apakah Ny M bisa memandang dirinya untuk melanjutkan kemandirian?


KESIMPULAN
1. Teori Leininger pada intinya menitik beratkan pada kebudayaan seseorang.
2. Teori Leininger telah diusahakan untuk dapat diaplikasikan ke dalam berbagai budaya oleh penemunya yaitu Madeleine M. Leininger.
3. Kekuatan utama dari teori ini adalah pentingnya pengenalan budaya dan pengaruhnya terhadap perawatan pasien.
4. Teori Leininger sangat diperlukan dan membantu dalam praktek keperawatan, serta mendukung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat perlu memahami norma-norma, dan cara hidup budaya dari klien sehingga klien dapat mempertahankan kesejahteraannya, memperbaiki cara hidupnya atau kondisinya.
6. Pemberian informasi mengenai penyakit dan prosedur pengobatan kepada klien/ keluarga klien akan membantu kelancaran pengobatan.

SARAN :
1. Hendaknya ada pemberian informasi yang jelas dari perawat kepada klien, sehingga tidak ada suatu penolakan klien dalam pengobatannya.
2. Walaupun klien termasuk orang yang berpendidikan dalam medis, hendaknya klien menerima anjuran yang diberikan dokter yang menanganinya.
3. Seharusnya perawat lebih memperhatikan kebutuhan klien.

References :
o www.madeleine-leininger.com
o www.fik.ui.edu
o matsum.blogspot.com/2008/05/penerapan-teori-madeleine-leininger
o nursingart.blogspot.com/2008/07/nursing-theory

2 comments:

Ners Moershaell said...

Thanks atas materinya. Izinkan kami untuk membacanya lagi di masa mendatang. Ners Moershaell. Palembang.

Sudiryo Suwarno Kamsri said...

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan berkunjung lagi dimasa datang. Salam saya dari Kuwait.